Warga Kintom Blokir Jalan
MEDIA BANGGAI-Luwuk. Puluhan warga Kecamatan Kintom, khususnya di Desa Manyula dan Desa Dimpalon, Kecamatan Kintom, Senin (17/9) kemarin, menggelar aksi massa dengan menghentikan seluruh kendaraan milik perusahaan pelaksana pembangunan kilang LNG, milik PT. Donggi Senoro LNG, yang melintas pada jalan provinsi di kedua desa ini.
Menurut Jasrun Lamuda, pemuda Desa Manyula, yang dikonfirmasi kemarin menjelaskan, aksi tersebut merupakan aksi spontanitas, yang dimulai sejak Minggu (16/9) sekitar pukul 00.00 dini hari, hingga pukul 12.00 Senin (17/9) kemarin. Mereka menuntut agar warga dari Desa Manyula dan Desa Dimpalon, direkrut sebagai tenaga kerja pada proyek pembangunan kilang LNG, di Desa Uso, Kecamatan Batui.
Berdasarkan data yang dimiliki warga, kata pengurus Ikatan Mahasiswa Kecamatan Kintom ini, sejak dimulainya pembangunan kilang LNG, baru sekitar 20 orang warga dari kedua desa tersebut, direkrut sebagai tenaga kerja, sehingga warga menuntut agar jumlah tersebut ditambah.
“Aksi yang dilakukan warga Manyula dan Dimpalon dengan menghentikan aktifitas kendaraan milik perusahaan yang terlibat dalam pembangunan kilang LNG, merupakan aksi spontanitas, menuntut diberdayakan sebagai tenaga kerja,” ujarnya via telepon seluler. Aksi tersebut sambung dia, berlangsung aman dan dijaga ketat puluhan aparat keamanan dari Polsek Kintom dan Koramil Kintom. Sedangkan kendaraan angkutan umum dan kendaraan pribadi lainnya tidak dihentikan warga, tetap berjalan normal seperti hari-hari biasanya.
Sekitar pukul 10.30 kemarin, jelas Jasrun, perwakilan dari pihak PT. Donggi Senoro LNG dan JGCC Indonesia dan PT. Sekawan Katrindo menggelar pertemuan dengan perwakilan warga yang menggelar aksi, di Balai Desa Manyula dan turut dihadiri Camat Kintom serta Kepala Desa Manyula.
“Setelah pihak perusahaan berjanji akan mempekerjakan tenaga kerja dari Desa Manyula dan Desa Dimpalon, sesuai hasil pertemuan, warga kemudian menghentikan aksi pemblokiran kendaraan perusahaan sekitar pukul 15.00 sore,” jelasnya lagi. Diharapkan tambah dia, komitmen pihak perusahaan sesuai hasil pertemuan itu, bisa terealisasi secepat mungkin.
Media Relations Officer PT. Donggi Senoro LNG, Rahmat Azis, yang dikonfirmasi tadi malam menjelaskan, pemicu aksi pemblokiran kendaraan yang dilakukan warga tersebut, karena saat penerimaan tenaga kerja beberapa waktu lalu, yang dilakukan PT. Guna Teguh Abadi (PT.GTA), bergerak pada jasa kelistrikkan dan jasa transportasi, yang merupakan salah satu perusahaan sub kontraktor PT. Sekawan Katrindo, pada tahap pertama menerima 50 orang tenaga kerja lokal.
Penerimaan karyawan gelombang pertama tersebut, jelas Rahmat, yang diterima 50 orang dari seribu lebih pelamar, warga dari Kecamatan Batui diterima 24 orang, dari Kecamatan Kintom 19 orang dan sisanya dari kecamatan lain.
“Setelah menggelar pertemuan dengan perwakilan warga yang dihadiri pihak PT. Sekawan, JGCC dan perwakilan PT. DS-LNG, akhirnya disepakati bahwa PT. GTA akan merekrut tenaga kerja dari kedua desa tersebut pada saat penerimaan tanaga kerja gelombang kedua mendatang,” jelasnya. Pihak PT.DS-LNG sambung dia, selalu memperingatkan setiap kontraktor agar menjalankan perekrutan tenaga kerja sesuai prosedur yang disepakati selama ini, sebagaimana komitmen perusahaan sejak dimulainya pembangunan kilang LNG di Desa Uso.
Diakhir komentarnya, Rahmat Azis menambahkan bahwa PT.DS-LNG sangat memahami tuntutan masyarakat, namun warga juga diharapkan memahami kondisi proyek, karena lowongan pekerjaan yang tersedia juga terbatas, sehingga tidak semua warga bisa terekrut sebagai karyawan. *aswad
Menurut Jasrun Lamuda, pemuda Desa Manyula, yang dikonfirmasi kemarin menjelaskan, aksi tersebut merupakan aksi spontanitas, yang dimulai sejak Minggu (16/9) sekitar pukul 00.00 dini hari, hingga pukul 12.00 Senin (17/9) kemarin. Mereka menuntut agar warga dari Desa Manyula dan Desa Dimpalon, direkrut sebagai tenaga kerja pada proyek pembangunan kilang LNG, di Desa Uso, Kecamatan Batui.
Berdasarkan data yang dimiliki warga, kata pengurus Ikatan Mahasiswa Kecamatan Kintom ini, sejak dimulainya pembangunan kilang LNG, baru sekitar 20 orang warga dari kedua desa tersebut, direkrut sebagai tenaga kerja, sehingga warga menuntut agar jumlah tersebut ditambah.
“Aksi yang dilakukan warga Manyula dan Dimpalon dengan menghentikan aktifitas kendaraan milik perusahaan yang terlibat dalam pembangunan kilang LNG, merupakan aksi spontanitas, menuntut diberdayakan sebagai tenaga kerja,” ujarnya via telepon seluler. Aksi tersebut sambung dia, berlangsung aman dan dijaga ketat puluhan aparat keamanan dari Polsek Kintom dan Koramil Kintom. Sedangkan kendaraan angkutan umum dan kendaraan pribadi lainnya tidak dihentikan warga, tetap berjalan normal seperti hari-hari biasanya.
Sekitar pukul 10.30 kemarin, jelas Jasrun, perwakilan dari pihak PT. Donggi Senoro LNG dan JGCC Indonesia dan PT. Sekawan Katrindo menggelar pertemuan dengan perwakilan warga yang menggelar aksi, di Balai Desa Manyula dan turut dihadiri Camat Kintom serta Kepala Desa Manyula.
“Setelah pihak perusahaan berjanji akan mempekerjakan tenaga kerja dari Desa Manyula dan Desa Dimpalon, sesuai hasil pertemuan, warga kemudian menghentikan aksi pemblokiran kendaraan perusahaan sekitar pukul 15.00 sore,” jelasnya lagi. Diharapkan tambah dia, komitmen pihak perusahaan sesuai hasil pertemuan itu, bisa terealisasi secepat mungkin.
Media Relations Officer PT. Donggi Senoro LNG, Rahmat Azis, yang dikonfirmasi tadi malam menjelaskan, pemicu aksi pemblokiran kendaraan yang dilakukan warga tersebut, karena saat penerimaan tenaga kerja beberapa waktu lalu, yang dilakukan PT. Guna Teguh Abadi (PT.GTA), bergerak pada jasa kelistrikkan dan jasa transportasi, yang merupakan salah satu perusahaan sub kontraktor PT. Sekawan Katrindo, pada tahap pertama menerima 50 orang tenaga kerja lokal.
Penerimaan karyawan gelombang pertama tersebut, jelas Rahmat, yang diterima 50 orang dari seribu lebih pelamar, warga dari Kecamatan Batui diterima 24 orang, dari Kecamatan Kintom 19 orang dan sisanya dari kecamatan lain.
“Setelah menggelar pertemuan dengan perwakilan warga yang dihadiri pihak PT. Sekawan, JGCC dan perwakilan PT. DS-LNG, akhirnya disepakati bahwa PT. GTA akan merekrut tenaga kerja dari kedua desa tersebut pada saat penerimaan tanaga kerja gelombang kedua mendatang,” jelasnya. Pihak PT.DS-LNG sambung dia, selalu memperingatkan setiap kontraktor agar menjalankan perekrutan tenaga kerja sesuai prosedur yang disepakati selama ini, sebagaimana komitmen perusahaan sejak dimulainya pembangunan kilang LNG di Desa Uso.
Diakhir komentarnya, Rahmat Azis menambahkan bahwa PT.DS-LNG sangat memahami tuntutan masyarakat, namun warga juga diharapkan memahami kondisi proyek, karena lowongan pekerjaan yang tersedia juga terbatas, sehingga tidak semua warga bisa terekrut sebagai karyawan. *aswad