Kasus BBM Jangan Dipetieskan
MEDIA BANGGAI-Luwuk. Kasus penggerebekan dilokasi yang disebut-sebut sebagai tempat penimbunan BBM di kawasan Kelurahan Jole Luwuk Senin lalu, ditengarai sejumlah kalangan di Luwuk akan menghilang begitu saja, atau dipetieskan.
Apalagi menurut informasi yang diperoleh Media Banggai Kamis (3/5), ada dugaan bahwa BBM yang digerebek tersebut melibatkan sejumlah oknum penting di Luwuk, sehingga kemungkinan besar tidak akan diseriusi oleh aparat penegak hukum.
Sumber media ini bahkan mengatakan, menjadi wajar bila penanganan kasus BBM jenis minyak tanah yang menurut polisi melibatkan Kasat Pol PP belum tuntas prosesnya, karena memang kasus BBM banyak sekali dan menarik berbagai pihak untuk ikut terlibat di dalamnya. Ia bahkan mensinyalir adanya oknum wartawan yang diduga ikut diminta mendiamkan kasus itu, hingga membuat kasus penggerebekan pada Senin lalu tak diberitakan oleh media massa. “Saya menduga adanya oknum wartawan yang mungkin diajak ikut mendiamkan kasus itu, sebab saat penggerebekan, ada yang liput, tapi sudah kami cek hingga di Palu, tak ada media yang melansir kejadian itu pada terbitan Selasa, Rabu hingga Kamis kemarin. Saya baru baca di media anda melalui blog (Media Banggai online-red) pada Kamis kemarin,” tutur sumber tersebut yang kini berada di Palu.
Ia hanya berharap, agar kasus BBM itu tidak dipetieskan, meskipun melibatkan orang penting di institusi tertentu, karena penimbunan BBM jelas-jelas merusak sistem distribusi bahan bakar untuk rakyat, namun ada oknum yang mencari untung di dalamnya.
Harapan agar kasus ini tidak dipetieskan juga disampaikan kalangan di Dewan Banggai. “Kami juga pernah berusaha untuk menelusuri penimbunan BBM di lorong Jole atas itu, namun rencana kami itu mungkin bocor, dan truk yang disebut-sebut akan membawa BBM belum jadi datang. Karenanya, bila memang sudah ada penggerebekan yang dilakukan pada Senin lalu, mestinya diproses hingga tuntas, dan jangan dipetieskan,” tutur Hidayat Monoarfa, anggota Komisi A Kamis kemarin.
Ia juga mengaku bingung, kejadian penggerebekan yang terjadi pada Senin itu,tidak diberitakan media.
Soal tindaklanjut penanganan kasus ini, wartawan sudah berusaha meminta penjelasan tambahan pada Kapolres, kabid Propam Polda hingga Kapolda Sulteng, namun hingga berita ini naik cetak belum ada jawaban.
Sebagaimana diberitakan media ini Kamis kemarin, peristiwa penggerebekan disebut-sebut terjadi pada Senin (30/4) lalu di sebuah rumah di Jole atas milik warga berintial O. Saat penggerebekan oleh sejumlah aparat yang juga diliput wartawan itu, muncul seorang oknum aparat lain yang mengaku bahwa BBM itu adalah miliknya. Tak jelas bagaimana selanjutnya, yang pasti hingga kini peristiwa penggerebekan penimbunan BBM itu terkesan didiamkan.
Kapolres Banggai AKBD Dadan sendiri pada edisi sebelumnya, menyatakan baru akan melakukan penyelidikan.*pr/iwan
Apalagi menurut informasi yang diperoleh Media Banggai Kamis (3/5), ada dugaan bahwa BBM yang digerebek tersebut melibatkan sejumlah oknum penting di Luwuk, sehingga kemungkinan besar tidak akan diseriusi oleh aparat penegak hukum.
Sumber media ini bahkan mengatakan, menjadi wajar bila penanganan kasus BBM jenis minyak tanah yang menurut polisi melibatkan Kasat Pol PP belum tuntas prosesnya, karena memang kasus BBM banyak sekali dan menarik berbagai pihak untuk ikut terlibat di dalamnya. Ia bahkan mensinyalir adanya oknum wartawan yang diduga ikut diminta mendiamkan kasus itu, hingga membuat kasus penggerebekan pada Senin lalu tak diberitakan oleh media massa. “Saya menduga adanya oknum wartawan yang mungkin diajak ikut mendiamkan kasus itu, sebab saat penggerebekan, ada yang liput, tapi sudah kami cek hingga di Palu, tak ada media yang melansir kejadian itu pada terbitan Selasa, Rabu hingga Kamis kemarin. Saya baru baca di media anda melalui blog (Media Banggai online-red) pada Kamis kemarin,” tutur sumber tersebut yang kini berada di Palu.
Ia hanya berharap, agar kasus BBM itu tidak dipetieskan, meskipun melibatkan orang penting di institusi tertentu, karena penimbunan BBM jelas-jelas merusak sistem distribusi bahan bakar untuk rakyat, namun ada oknum yang mencari untung di dalamnya.
Harapan agar kasus ini tidak dipetieskan juga disampaikan kalangan di Dewan Banggai. “Kami juga pernah berusaha untuk menelusuri penimbunan BBM di lorong Jole atas itu, namun rencana kami itu mungkin bocor, dan truk yang disebut-sebut akan membawa BBM belum jadi datang. Karenanya, bila memang sudah ada penggerebekan yang dilakukan pada Senin lalu, mestinya diproses hingga tuntas, dan jangan dipetieskan,” tutur Hidayat Monoarfa, anggota Komisi A Kamis kemarin.
Ia juga mengaku bingung, kejadian penggerebekan yang terjadi pada Senin itu,tidak diberitakan media.
Soal tindaklanjut penanganan kasus ini, wartawan sudah berusaha meminta penjelasan tambahan pada Kapolres, kabid Propam Polda hingga Kapolda Sulteng, namun hingga berita ini naik cetak belum ada jawaban.
Sebagaimana diberitakan media ini Kamis kemarin, peristiwa penggerebekan disebut-sebut terjadi pada Senin (30/4) lalu di sebuah rumah di Jole atas milik warga berintial O. Saat penggerebekan oleh sejumlah aparat yang juga diliput wartawan itu, muncul seorang oknum aparat lain yang mengaku bahwa BBM itu adalah miliknya. Tak jelas bagaimana selanjutnya, yang pasti hingga kini peristiwa penggerebekan penimbunan BBM itu terkesan didiamkan.
Kapolres Banggai AKBD Dadan sendiri pada edisi sebelumnya, menyatakan baru akan melakukan penyelidikan.*pr/iwan